Jumat, 27 Maret 2015

JURNAL 2

Penyehatan Tanah secara Hayati di Tanah Tanaman TomatTerkontaminasi Fusarium oxysporum F.SP. lycopersiciSoil Health Biologically in Contaminated Tomato Soil with Fusariumoxysporum F.SP. lycopersiciKusdi Hastopo, Loekas Soesanto dan Endang MugiastutiJurusan HPT, Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman PurwokertoPO BOX 125 Purwokerto 53101lukas_262@yahoo.com 





PENDAHULUAN


Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) sebagai salah satu komoditas sayuran yang produksinya tidak selalu stabil. Data dari Badan Pusat Statistik (2005) menunjukkan bahwa produksi tomat nasional pada tahun 2003 sebesar 657.459 ton dan tahun 2004 sebesar 626.872 ton. Hal ini menunjukkan adanya penurunan produksi tomat, yang akan mengganggu keseimbangan kebutuhan pasar dan permintaan masyarakat (Trisnawati dan Setiawan, 2001).

Salah satu kendala dalam usaha peningkatan produksi tomat adalah adanya penyakit layu Fusarium, serta kurang tepatnya metode pengendalian yang digunakan. Di samping itu, keadaan lahan pertanaman tomat di daerah Pratin, Kabupaten Purbalingga (1.000 m dpl), banyak terkontaminan patogen tular-tanah, khususnya Fusarium oxysporum f.sp. lycopersici. Hal ini ditunjukkan dengan selalu dijumpai penyakit tersebut di setiap musim tanam, sehingga lahan tersebut tidak mampu memberikan hasil optimum untuk usaha budidaya pertanian (Agrios, 1997; Semangun, 2001).


Metode pengendalian yang diterapkan tidak memperhatikan kondisi lingkungan sekitar, khususnya tanah. Penggunaan pestisida sintesis yang tidak bijaksana antara lain dapat memusnahkan mikroba berguna di dalam tanah, sehingga patogen khususnya tular-tanah selalu ada dan menjadi masalah pada setiap musim tanam (Agrios, 1977; Lynch and Elliott, 1998).

Penghitungan Contoh Tanah

Tanah sampel diambil 10 g dari daerah terkontaminan F. oxysporum pada pertanaman tomat secara diagonal pada lima titik. Tanah kemudian dimasukkan dalam Erlenmeyer berisi 90 mL air steril, kemudian digojok selama 30 menit hingga homogen.

Penyiapan Antagonis

Perbanyakan semua isolat antagonis T. harzianum dengan menumbuhkan potongan biakan dari biakan murni pada medium PDL (potato dextrose liquid) steril secara aseptis. Biakan digojok dengan mesin pengojok selama 6 hari pada suhu ruang dengan kecepatan 150 rpm, dan didapat rata-rata kepadatan 7,53x106 upk mL.


Perlakuan yang Diberikan

Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL), yang terdiri atas 12 perlakuan dengan 3 ulangan. Perlakuan tersebut adalah k1= kontrol dengan penyiraman air steril sebanyak 50 mL polibag-1 2 minggu sebelum tanam, k 2= kontrol dengan perendaman bibit dalam air steril selama 10 menit, Thg1 = tanah disiram T. harzianum isolat ginseng 2 minggu sebelum tanam sebanyak 50 mL polibag-1 (Sudantha, 1997), Thg2 = bibit direndam dalam suspensi T. harzianum isolat ginseng selama 10 menit, Thj1  = tanah disiram T. harzianum isolat jahe 2 minggu sebelum tanam sebanyak 50 mL polibag-1, Thj2 = bibit direndam dalam suspensi.


Peubah dan Pengukuran


Variabel yang diamati meliputi populasi awal dan akhir patogen dan antagonis, masa inkubasi, dan intensitas penyakit. Populasi awal dan akhir patogen dan antagonis dihitung berdasarkan metode pencawanan dengan masingmasing medium (Tuite, 1969). Masa inkubasi dihitung sejak hari penanaman sampai waktu pertama kali munculnya gejala awal, dengan satuan hari setelah tanaman. Intensitas penyakit dihitung dengan menggunakan rumus: IP = a/(a+b) x 100%, dengan IP = intensitas penyakit, a = jumlah daun bergejala layu yang diamati pada tiap tanaman, dan b = jumlah daun sehat yang diamati  pada tiap tanaman.

Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji F dan bila menunjukkan hasil yang berbeda, dilanjutkan dengan Duncan Multiplupe Range Test (DMRT) taraf kesalahan 5%.


HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil analisis data populasi akhir patogen menunjukkan bahwa antara perlakuan dan kontrol berbeda nyata terutama T. harzianum isolat pisang, B. subtilis, dan P. fluorescens P60 yang lain tidak berbeda. Hal ini diduga karena adanya perlakuan pemberia antagonis dan perendaman. Selain itu, adanya mikroba antagonis menjadi pesaing utama patogen, sehingga menghambat patogen untuk berkembang (Agrios, 1997).


Berdasarkan data rata-rata populasi antagonis dan patogen menunjukkan bahwa penambahan antagonis memberikan pengaruh positif dalam tanah. Hal tersebut dapat ditunjukkan dengan penurunan rata-rata populasi patogen dan meningkatnya populasi antagonis. Semakin banyak populasi antagonis dalam tanah, perkembangan patogen akan terhambat (Agrios, 1997). Diperkuat pendapat Pankhrust (1994) dalam Hornby and Bateman (1998), bahwa petunjuk tanah sehat adalah rata-rata populasi patogen tanaman tular-tanah berada pada taraf yang rendah dan kondisi tanah yang dapat mendukung pertumbuhan tanaman secara optimum.


KESIMPULAN

Semua antagonis yang diberikan dapat menurunkan populasi patogen F. oxysporum f.sp. lycopersici. Antagonis T. harzianum isolat ginseng, jahe, dan pisang dapat menurunkan populasi patogen masing-masing sebesar 25,03, 21,01, dan 40,03%; sedangkan penurunan karena B. subtilis sebesar 35,08%, dan P. Fluorescens P60 sebesar 35,08%. Penyiraman 2 minggu sebelum tanam dan perendaman selama 10 menit dengan agensia hayati dapat menurunkan intensitas penyakit layu Fusarium pada tanaman tomat sampai 28,51%. Agensia hayati yang paling efektif dalam mengendalikan penyakit layu Fusarium pada pertanaman tomat adalah P. fluorescens P60 yang diberikan 2 minggu sebelum tanam dengan menekan intensitas penyakit layu Fusarium sebesar 28,51%, menurunkan populasi akhir patogen F. cxysporum sebesar 35,08%, dan populasi P. flurescens P60 meningkat.

Sumber Jurnal:

http://repository.unib.ac.id/234/1/loekas_Akta_2008.pdf



JURNAL 1

ANALISIS FUNGSI PRODUKSI PADA USAHA AYAM NIAGA PEDAGING DI KABUPATENPURBALINGGA(ANALYSIS OF PRODUCTION FUNCTION BROILER CHICKEN FARMS IN PURBALINGGA)Yochie Anggih Buntara, Nunung Noor Hidayat, dan Hudri AunurohmanFakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman, PurwokertoMosy_break_de_habbit@yahoo.com




PENDAHULUAN

Pembangunan usaha peternakan ayam niaga pedaging bermanfaat sebagai barang substitusi bagi daging sapi, serta untuk penyediaan daging bagi masyarakat dengan harga terjangkau, sehingga konsumsi protein hewani masyarakat dapat terpenuhi. Keadaan tersebut membuat ayam niaga pedaging menjadi salah satu komoditas ternak yang potensial untuk dikembangkan. Ayam niaga pedaging merupakan jenis unggas yang mempunyai siklus produksi cepat dengan pertambahan bobot badan 50-100 gram per hari. Waktu pemeliharaan sampai panen ayam niaga pedaging adalah 4-5 minggu.

Fungsi produksi dibutuhkan oleh peternak untuk berproduksi atau pencapaian produksi pada usaha peternakan ayam niaga pedaging dengan maksimal. Untuk berproduksi suatu peternakan memerlukan input (faktor produksi), untuk mengasilkan output atau produksinya. kemampuan peternak dalam mengelola usahanya merupakan faktor yang sangat menentukan tercapainya tingkat keuntungan atau produksi yang maksimal, disamping itu fungsi produksinya juga dapat memberikan kontribusi yang baik dalam pelaksanaan usaha ayam niaga pedaging, sehingga diperlukannya penelitian mengenai seberapa besar pengaruh fungsi produksi terhadap usaha ayam niaga pedaging.


METODE


Lokasi penelitian dilakukan di tiga Kecamatan di Kabupaten Purbalingga yaitu Kecamatan Pangadegan, Kecamatan Kejobong, dan Kecamatan Kaligondang, dengan menggunakan materi penelitian peternak ayam niaga pedaging di wilayah Kabupaten Purbalingga. Metode penelitian yang digunakan adalah survei dengan menggunakan dua sumber data. Data primer, diperoleh dari hasil observasi atau pengamatan langsung ke lapangan dan melakukan wawancara berdasarkan kuisioner yang telah disiapkan sebelumnya. Data sekunder, diperoleh dari data yang ada pada Dinas Perikanan dan Peternakan, dan literatur. 


Metode Penetapan Sampel

Metode penetapan sampel yang digunakan adalah dengan menggunakan metode statified random sampling, yang diambil dari 3 kecamatan terpilih. Kemudian, sampel distratakan berdasarkan jumlah kepemilikan ternak ayam niaga pedaging, strata I dengan jumlah kepemilikan ternak : 1000-5000 ekor, strata II jumlah kepemilikan ternak : 5001-10.000 ekor, dan strata III dengan jumlah kepemilikan ternak >10.000 ekor. Tiap strata diambil 35% dari jumlah keseluruhan peternak yang ada.


Fungsi Produksi

Menurut Soekartawi (2003) Fungsi Cobb-douglas adalah suatu fungsi atau persamaan yang melibatkan dua atau lebih variabel, dimana variabel yang satu disebut variabel dependent, yang dijelaskan (Yi) dan yang lain disebut variabel independent, yang menjelaskan (Xi). Penyelesaian hubungan antara Yi dan Xi adalah biasanya dengan cara regresi dimana variasi dari Yiakan dipengaruhi oleh variasi dari Xi. Dengan demikian, kaidah-kaidah pada garis regresi juga berlaku dalam penyelesaian fungsi Cobb-Dauglas.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Log Y = Log 1.351184009 + 0.004595870 Log X1 + 0.240713590 Log X2 – 0.00017242 Log X3 +3.42884E-09 Log X4 - 0.0003008 Log X5. Hasil analisis regresi linier berganda menunjukan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,8896. Hal ini menunjukan bahwa variabel terikat dapat dijelaskan oleh variabel bebas sebesar 88,96%, sedangkan sisanya sebesar 11,04% berasal dari variabel lain yang tidak masuk dalam model penelitian atau tidak termasuk variabel yang diteliti.Faktor jumlah DOC berpengaruh nyata terhadap produksi ayam niaga pedaging pada tingkat kepercayaan 90% (P<0,10). Koefesien regresi sebesar 0.0045 yang artinya bahwa tiap penambahan 1% jumlah DOC akan meningkatkan produksi ayam niaga pedaging sebesar 0,0045% . Jumlah DOC berpengaruh nyata terhadap bobot ayam niaga pedaging. Hal ini dikarenakan jumlah ternak telah disesuaikan dengan ukuran kapasitas kandang.Faktor jumlah pakan berpengaruh sangat nyata terhadap produksi ayam niaga pedaging dengan tingkat signifikan sebesar 99% dengan (P<0,01) dan koefesien regresinya sebesar 0,240, yang artinya bahwa setiap penambahan pakan sebesar 1% akan meningkatkan produksi ayam niaga pedaging sebesar 0,240%. Jumlah pakan yang diberikan oleh peternak sudah mencukupi kebutuhan protein ayam niaga pedaging sehingga dapat mencapai produksi yang diharapkan oleh peternak.Faktor curahan jam kerja berpengaruh berpengaruh nyata terhadap produksi ayam niaga pedaging pada tingkat kepercayaan 90% (P<0,10) dan koefesien regresinya sebesar-0.00017, yang artinya bahwa setiap penambahan tenaga kerja sebesar 1% akan menurunkan produksi ayam niaga pedaging sebesar 0,00017%. Hal ini menunjukan bahwa semakin banyak tenaga kerja yang digunakan akan menurunkan produksi ayam niaga pedaging. Rata-rata peternak di Kabupaten Purbalingga menggunakan 1 – 4 orang tenaga kerja untuk menangani ternak antara 2000 – 5000 ekor dengan curahan jam kerja ± 416,53 jam/periode. Faktor obat-obatan dan vaksin memiliki P>0,10 yang artinya obat-obatan dan vaksin berpengaruh tidak nyata terhadap produksi ayam niaga pedaging. hal ini disebabkan peternak ayam niaga pedaging di Kabupaten Purbalingga, rata-rata menggunakan obat-obatan dan vaksin yang banyak mengandung bahan kimia didalamnya, dalam hal ini jika vaksin dan obat-obatan dengan kandungan bahan kimia dikonsumsi melebihi standar yang telah diterapkan, maka dapat mengakibatkan turunnya produksi ayam niaga pedaging tersebut.Hasil analisis menunjukan faktor kandang memiliki P>0,10 yang artinya berpengaruh tidak nyata terhadap produksi pada ayam niaga pedaging di Kabupaten Purbalingga. Hal ini disebabkan karena luas kandang yang cukup besar tidak sebanding dengan kapasitas kandang yang digunakan, sehingga terjadi ketidak-efesienan penggunaan kandang. Kandang mutlak diperlukan dalam usaha peternakan, karena kandang diperlukan untuk bernaung, beristirahat, dan seluruh aktifitas hidup pada ternak. Indonesia adalah Negara tropis dimana suhu udara pada siang hari yang tinggi sebenarnya kurang bagus untuk unggas, kelembaban juga kurang bersahabat bagi ayam niaga pedaging, karena dapat menyebabkan penyakit pada ayam niaga pedaging tersebut.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian analisis fungsi produksi usaha ayam niaga pedaging di Kabupaten Purbalingga, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :1. Rata-rata produksi pada usaha peternakan ayam niaga pedaging di Kabupaten Purbalingga adalah sebesar 2,25 Kg/Ekor.2. Usaha peternakan ayam niaga pedaging di Kabupaten Purbalingga masih cukup menguntungkan dengan produksi rata-rata peternakan ayam niaga pedaging yang cukup stabil.3. Faktor-faktor / variabel yang berpengaruh terhadap produksi adalah Jumlah pakan, Jumlah DOC, Curahan jam kerja. 



Sumber Jurnal:


Jumat, 20 Maret 2015

Realita Kehidupan Para Gadis Kota dalam Mengejar Sebuah Mimpi

Dalam kehidupan manusia tergantunglah mimpi dan harapan. Semua keinginan-keinginan selalu menghampiri dalam setiap jejak dan langkah waktu menjalani roda kehidupan.

Dalam sebuah eluarga kecil seorang dara tubuh berkembang dalam kehidupan kerasnya ibu kota. Namun sisi kehidupan tak seindah nama dia bunga terlahir dalam keluarga sederhana karena kepandainnya yang lebih kedua orang tuanya terus mengupayakan supaya dia terus menjalani pendidikan setinggi mungkin.


Segala acara dan upaya dikeluarga agar dia dapat meraih kesuksesan kelak. Pada awalnya bunga selalu bisa menjalani kehidupan dengan keikhlasan tampa memperdulikan derajat dilingkungan dia menjalani pendidikan.


Lama kelamaan dia mengalami kejenuhan dan merasa dikucilkan dilingkungan sekolah. Karena ditempat dia menimba ilmu terdapat orang-orang yang lebih meterinya. Gaya berbusana yang kurang menonjol menyebabkan dia merasa minder dilingkungannya.

Atmosfir persaingan materi sangatlah terlihat jelas. Awal-awalnya yang ga pengaruh bagai bunga malah kini jadi beban dalam jiwanya. Ia pun mulai terbawa arus kehidupan dan gaya cwe ibu kota yang mengutamakan penampilan. Kehidupan dia mulai berubah 180 derajat karena menemukan pangeran hati yang bisa memberi semua keinginan dia. Demi mensejahterakan derajat ia pun terbius dalam kehidupan dan gaya orang ibu kota.

Ia pun mulai lupa akan norma-norma yang dulu ia anut dan lakukan. Bunga pun menjelma dari anak kampung jadi anak gaul ibu kota. Yang penuh dengan kehidupan hura-hura. Pada suatu saat dia terbawa bujuk rayu dan janji manis pangeran hatinya. 

Harga diri dan kehormatannya diserahkan. Sesuatu ynag paling berharga dan di jaga selama ini hilang tergoda bujuk rayu cinta.

Ia mematikan akal sehat dan tak berfikir panjang. Dia jalani dengan tanpa ragu mungkin otak dia telah diracun tumpukan materi jadi mudah diperdaya atau kebodohan dirinya karena mementingkan derajat dilingkungannya sehingga tak bisa lagi berfikir dengan nalar yang sehat.

Diapun mulai terjebak dalam lembah hitam dan terdampar pada titik kemunduran yang disebabkan sang pangeran meninggalkan dia setelah puas dengan semuanya.

Penyesalanpun mulai datang dan berkecamuk menusuk setiap hela nafas. Dia pun sering duduk terpaku menantu secercah harapan janji manis pangeran hatinya.

Ia terus berharap kembali ke sisinya . dia mulai merasakan kehilangan arti hidup yang dulu dijalani sebelum jadi gadis metropolitan merasakan kenyamanan hati yang seutuhnya.

Penyesalan-penyesalan terus terjadi. Dia melupakan mimpi-mimpi dan khayalan hati sewakti masih didalam lingkungan sederhana dan masih menjunjung tinggi norma-norma aturan hidup.

Tapi semua telah terjadi dan engga bisa kembalikan lagi keadaannya.hanya bisa pasrah akan apa yang terjadi kelak.

Dari sepenggal cerita diatas terdapat penjelasan bahwa manusia mempunyai mimpi dan tujuan dalam menjalani kehidupan. Tuk perolehannya kita harus bisa menata diri dan bisa membawa diri ke jalan yang benar dan punya akal sehat.

Kesimpulannya janganlah kita tergoda janji manis seseorang sebelum kita tau watak dan perilaku yang ditutup-tutupi limpahan materi dan pergunakan akal sehat sehingga kita kenali sebab dan akibat yang akan didapat sebelum bertindak sehingga tidak merugikan diri sendiri.


Kamis, 19 Maret 2015

Realita Kehidupan Para Gadis Kota dalam Mengejar Sebuah Mimpi

Dalam kehidupan manusia tergantunglah mimpi dan harapan. Semua keinginan-keinginan selalu menghampiri dalam setiap jejak dan langkah waktu menjalani roda kehidupan.

Dalam sebuah eluarga kecil seorang dara tubuh berkembang dalam kehidupan kerasnya ibu kota. Namun sisi kehidupan tak seindah nama dia bunga terlahir dalam keluarga sederhana karena kepandainnya yang lebih kedua orang tuanya terus mengupayakan supaya dia terus menjalani pendidikan setinggi mungkin.


Segala acara dan upaya dikeluarga agar dia dapat meraih kesuksesan kelak. Pada awalnya bunga selalu bisa menjalani kehidupan dengan keikhlasan tampa memperdulikan derajat dilingkungan dia menjalani pendidikan.

Lama kelamaan dia mengalami kejenuhan dan merasa dikucilkan dilingkungan sekolah. Karena ditempat dia menimba ilmu terdapat orang-orang yang lebih meterinya. Gaya berbusana yang kurang menonjol menyebabkan dia merasa minder dilingkungannya.


Atmosfir persaingan materi sangatlah terlihat jelas. 
Awal-awalnya yang ga pengaruh bagai bunga malah kini jadi beban dalam jiwanya. Ia pun mulai terbawa arus kehidupan dan gaya cwe ibu kota yang mengutamakan penampilan. 

Kehidupan dia mulai berubah 180 derajat karena menemukan pangeran hati yang bisa memberi semua keinginan dia. Demi mensejahterakan derajat ia pun terbius dalam kehidupan dan gaya orang ibu kota.


Ia pun mulai lupa akan norma-norma yang dulu ia anut dan lakukan. Bunga pun menjelma dari anak kampung jadi anak gaul ibu kota. Yang penuh dengan kehidupan hura-hura.

 Pada suatu saat dia terbawa bujuk rayu dan janji manis pangeran hatinya. Harga diri dan kehormatannya diserahkan. Sesuatu ynag paling berharga dan di jaga selama ini hilang tergoda bujuk rayu cinta.

Ia mematikan akal sehat dan tak berfikir panjang. Dia jalani dengan tanpa ragu mungkin otak dia telah diracun tumpukan materi jadi mudah diperdaya atau kebodohan dirinya karena mementingkan derajat dilingkungannya sehingga tak bisa lagi berfikir dengan nalar yang sehat.

Diapun mulai terjebak dalam lembah hitam dan terdampar pada titik kemunduran yang disebabkan sang pangeran meninggalkan dia setelah puas dengan semuanya.

Penyesalanpun mulai datang dan berkecamuk menusuk setiap hela nafas. Dia pun sering duduk terpaku menantu secercah harapan janji manis pangeran hatinya.

Ia terus berharap kembali ke sisinya dia mulai merasakan kehilangan arti hidup yang dulu dijalani sebelum jadi gadis metropolitan merasakan kenyamanan hati yang seutuhnya.

Penyesalan-penyesalan terus terjadi. Dia melupakan mimpi-mimpi dan khayalan hati sewakti masih didalam lingkungan sederhana dan masih menjunjung tinggi norma-norma aturan hidup.

Tapi semua telah terjadi dan engga bisa kembalikan lagi keadaannya.hanya bisa pasrah akan apa yang terjadi kelak.

Dari sepenggal cerita diatas terdapat penjelasan bahwa manusia mempunyai mimpi dan tujuan dalam menjalani kehidupan. Tuk perolehannya kita harus bisa menata diri dan bisa membawa diri ke jalan yang benar dan punya akal sehat.

Kesimpulannya janganlah kita tergoda janji manis seseorang sebelum kita tau watak dan perilaku yang ditutup-tutupi limpahan materi dan pergunakan akal sehat sehingga kita kenali sebab dan akibat yang akan didapat sebelum bertindak sehingga tidak merugikan diri sendiri.