Istilah “Budaya Barat” dapat digunakan sangat
luas untuk merujuk pada warisan norma-norma sosial, nilai-nilai sosial, dan
adat istiadat. Budaya barat dapat disamakan dengan peradaban Eropa atau Amerika.
Pada saat ini, pengaruh-pengaruh budaya barat banyak memengaruhi perkembangan
remaja yang cenderung menirukan gaya-gaya barat yang sudah tidak sesuai dengan
norma Indonesia. Perlahan-lahan mereka mulai meninggalkan budaya timur yang
merupakan budaya mereka sendiri.
Banyak
yang beranggapan bahwa dengan menirukan budaya barat mereka bisa dianggap gaul,
modern, dan tidak kampungan. Padahal itu semua tidak dapat dijadikan barometer
seorang remaja. Dalam hal ini, orang tua patut berhati-hati dalam mengikuti
perkembangan anaknya. Budaya barat akan begitu cepat masuk ke dalam masyarakat
terutama dikalangan remaja. Pengaruh budaya barat terhadap remaja sangat kuat
dan membuat banyak anak muda kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa
Indonesia. Hal ini ditunjukan dengan gejala-gejala yang muncul dalam kehidupan
sehari-hari remaja sekarang.
Pengaruh
budaya barat bisa masuk melalui anggota keluarga selain orang tua, teman-temann
sekolah, teman bermain, maupun masyarakat sekitar melalui berbagai media baik
langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, para orang tua harus bisa
memberikan dan menanamkan norma-norma sosial sedini mungkin kepada para
anaknya. Dengan demikian, keluarga merupakan tempat awal pembentukan karakter
perilaku anak.
Gaya
pergaulan remaja saat ini semakin jauh dari tuntunan agama. Faktanya, sekarang
banyak yang menjadikan tontonan sebagai tuntunan dan tuntunan hanya sebagai
tontonan saja yang banyak para remaja abaikan. Para remaja cenderung mengikuti
gaya hidup orang barat seperti gaya hidup bebas yang bersifat hedonistik atau
senang berhura-hura tanpa berpikir akibat yang akan ditimbulkan dari
perbuatannya itu. Sebagi contoh dari segi perilaku, banyak perilaku para remaja
yang tidak sesuai dengan norma agama bahkan dilarang dalam norma agama. Seperti
sek bebas, penggunaan narkoba, tawuran, geng motor, dan kenakalan-kenakalan remaja
yang lainnya yang sudah menyimpang.
Survei
Komisi Perlindungan anak (KPA) mengungkapan bahwa 97% remaja pernah menonton
pornografi yang berakibatkan 62.7% remaja pernah melakukan hubungan seksual
atau dalam istilah remaja ML (making love). Survei yang dilakukan terhadap 4500
remaja di kota besar seluruh Indonesia, ini sangat memprihatinkan pergaulan
remaja saat ini dan itu semua sebagian di akibatkan masuknya budaya barat yang
menganut pada gaya hidup bebas.
Dari
segi pakaian, banyak remaja-remaja yang berdan-dan seperti selebritis yang
cenderung ke budaya barat. Mereka menggunakan pakaian minim yang memperlihatkan
bentuk tubuh. Padahal cara berpakaian tersebut jelas-jelas tidak sesuai dengan
kebudayaan kita. Tidak ketinggalan gaya rambut mereka yang dicat beraneka
warna. Pendek kata orang lebih suka jika menjadi orang lain dengan cara
menutupi identitasnya. Banyak remaja yang tidak mau melestarikan budaya bangsa
dengan mengenakan pakaian yang sopan sesuai dengan kepribadian bangsa.
Dari
segi sikap, banyak remaja yang tingkah lakunya tidak mengenal sopan santun dan
cenderung cuek. Tidak ada rasa peduli terhadap lingkungan karena budaya barat
menganut kebebasan dan keterbukaan sehingga mereka bertindak sesuka hati
mereka.
Semua
ini terjadi akibat dari kurangnya perhatian para orang tua sehingga para remaja
bebas melakukan sesuatu tanpa ada larangan dan proteksi dari orang tuanya.
Dengan mudah para remaja akan terpengaruh dengan budaya barat yang sekarang
sudah merebah dikalangan remaja. Orang tua mempunyai peran penting dalam
perkembangan anaknya, orang tua harus bisa memberikan pemahaman positif dari
setiap kegiatan yang dilakukan anaknya dengan cara kesinambungan berkomunikasi
dan menunjukan kasih sayangnya serta pendidikan moral secara optimal sehingga
jadi penting bagi orang tua untuk mengetahui dengan siapa anaknya bergaul dan
memberikan nasihat agar tetap berada didalam jalur yang benar. Itu semua
dilakukan agar para remaja tidak mudah terjerumus pada hal-hal yang negatif
yang akhirnya akan merugikan dieri mereka sendiri.
Selain
faktor keluarga, faktor lingkungan pun sangat mempengaruhi perkembangan atau
pergaulan para remaja. Lingkungan yang tidak baik akan mudah mempengaruhi
pergaulan remaja. Sekarang masyarakat sendiri telah bergeser menjadi semakin
indiviudalistik sehingga tidak ada lagi kepedulian terhadap satu sama lain
untuk ssaling menjaga serta melindungi diri dari kehormatan.
Jika
moral-moral para remaja menjadi rusak, timbul perilaku menyimpang dan tindakan
anarkis fari pergaulannya. Hubungan dengan nilai nasionalisme akan berkurang
karena tidak ada rasa cinta terhadap budaya bangsa sendiri dan rasa peduli
terhadap masyarakat. Padahal para remaja adalah generasi peneryus masa depan
bangsa. Kita sebagai remaja harus bisa menyikapi lebih selektif dan
memfilterasi terhadap budaya barat. Berdasarkan analisa pengaruh negatif,
budaya barat lebih banyak daripada pengaruh positifnya. Sebagai remaja yang
baik seharusnya melestarikan budaya kita sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar