Jumat, 04 Januari 2013

Akibat pengaruh negatif pada remaja



Istilah “Budaya Barat” dapat digunakan sangat luas untuk merujuk pada warisan norma-norma sosial, nilai-nilai sosial, dan adat istiadat. Budaya barat dapat disamakan dengan peradaban Eropa atau Amerika. Pada saat ini, pengaruh-pengaruh budaya barat banyak memengaruhi perkembangan remaja yang cenderung menirukan gaya-gaya barat yang sudah tidak sesuai dengan norma Indonesia. Perlahan-lahan mereka mulai meninggalkan budaya timur yang merupakan budaya mereka sendiri.

   Banyak yang beranggapan bahwa dengan menirukan budaya barat mereka bisa dianggap gaul, modern, dan tidak kampungan. Padahal itu semua tidak dapat dijadikan barometer seorang remaja. Dalam hal ini, orang tua patut berhati-hati dalam mengikuti perkembangan anaknya. Budaya barat akan begitu cepat masuk ke dalam masyarakat terutama dikalangan remaja. Pengaruh budaya barat terhadap remaja sangat kuat dan membuat banyak anak muda kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa Indonesia. Hal ini ditunjukan dengan gejala-gejala yang muncul dalam kehidupan sehari-hari remaja sekarang.

      Pengaruh budaya barat bisa masuk melalui anggota keluarga selain orang tua, teman-temann sekolah, teman bermain, maupun masyarakat sekitar melalui berbagai media baik langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, para orang tua harus bisa memberikan dan menanamkan norma-norma sosial sedini mungkin kepada para anaknya. Dengan demikian, keluarga merupakan tempat awal pembentukan karakter perilaku anak.

    Gaya pergaulan remaja saat ini semakin jauh dari tuntunan agama. Faktanya, sekarang banyak yang menjadikan tontonan sebagai tuntunan dan tuntunan hanya sebagai tontonan saja yang banyak para remaja abaikan. Para remaja cenderung mengikuti gaya hidup orang barat seperti gaya hidup bebas yang bersifat hedonistik atau senang berhura-hura tanpa berpikir akibat yang akan ditimbulkan dari perbuatannya itu. Sebagi contoh dari segi perilaku, banyak perilaku para remaja yang tidak sesuai dengan norma agama bahkan dilarang dalam norma agama. Seperti sek bebas, penggunaan narkoba, tawuran, geng motor, dan kenakalan-kenakalan remaja yang lainnya yang sudah menyimpang.

  Survei Komisi Perlindungan anak (KPA) mengungkapan bahwa 97% remaja pernah menonton pornografi yang berakibatkan 62.7% remaja pernah melakukan hubungan seksual atau dalam istilah remaja ML (making love). Survei yang dilakukan terhadap 4500 remaja di kota besar seluruh Indonesia, ini sangat memprihatinkan pergaulan remaja saat ini dan itu semua sebagian di akibatkan masuknya budaya barat yang menganut pada gaya hidup bebas.

  Dari segi pakaian, banyak remaja-remaja yang berdan-dan seperti selebritis yang cenderung ke budaya barat. Mereka menggunakan pakaian minim yang memperlihatkan bentuk tubuh. Padahal cara berpakaian tersebut jelas-jelas tidak sesuai dengan kebudayaan kita. Tidak ketinggalan gaya rambut mereka yang dicat beraneka warna. Pendek kata orang lebih suka jika menjadi orang lain dengan cara menutupi identitasnya. Banyak remaja yang tidak mau melestarikan budaya bangsa dengan mengenakan pakaian yang sopan sesuai dengan kepribadian bangsa.
    Dari segi sikap, banyak remaja yang tingkah lakunya tidak mengenal sopan santun dan cenderung cuek. Tidak ada rasa peduli terhadap lingkungan karena budaya barat menganut kebebasan dan keterbukaan sehingga mereka bertindak sesuka hati mereka.

      Semua ini terjadi akibat dari kurangnya perhatian para orang tua sehingga para remaja bebas melakukan sesuatu tanpa ada larangan dan proteksi dari orang tuanya. Dengan mudah para remaja akan terpengaruh dengan budaya barat yang sekarang sudah merebah dikalangan remaja. Orang tua mempunyai peran penting dalam perkembangan anaknya, orang tua harus bisa memberikan pemahaman positif dari setiap kegiatan yang dilakukan anaknya dengan cara kesinambungan berkomunikasi dan menunjukan kasih sayangnya serta pendidikan moral secara optimal sehingga jadi penting bagi orang tua untuk mengetahui dengan siapa anaknya bergaul dan memberikan nasihat agar tetap berada didalam jalur yang benar. Itu semua dilakukan agar para remaja tidak mudah terjerumus pada hal-hal yang negatif yang akhirnya akan merugikan dieri mereka sendiri.

    Selain faktor keluarga, faktor lingkungan pun sangat mempengaruhi perkembangan atau pergaulan para remaja. Lingkungan yang tidak baik akan mudah mempengaruhi pergaulan remaja. Sekarang masyarakat sendiri telah bergeser menjadi semakin indiviudalistik sehingga tidak ada lagi kepedulian terhadap satu sama lain untuk ssaling menjaga serta melindungi diri dari kehormatan.

     Jika moral-moral para remaja menjadi rusak, timbul perilaku menyimpang dan tindakan anarkis fari pergaulannya. Hubungan dengan nilai nasionalisme akan berkurang karena tidak ada rasa cinta terhadap budaya bangsa sendiri dan rasa peduli terhadap masyarakat. Padahal para remaja adalah generasi peneryus masa depan bangsa. Kita sebagai remaja harus bisa menyikapi lebih selektif dan memfilterasi terhadap budaya barat. Berdasarkan analisa pengaruh negatif, budaya barat lebih banyak daripada pengaruh positifnya. Sebagai remaja yang baik seharusnya melestarikan budaya kita sendiri.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar