pengelolaan ladang/tegalan
Pada dasarnya
penggunaan teknologi dalam pengelolaan ladang/tegalan di Desa Wonokitri
dibatasi pada teknologi pertanian sederhana dan ramahlingkungan. Sistem
penanaman menggunakan sistemtumpang sari. Karena kontur lahan yang cukup
curam, untuk menghindari tanah longsor dan erosi maka dibuat sistem terasering
dengan membuat lahan berpetak-petak yang disebut bedengan. Setelah itu
tanah dicangkul dan dibolak-balik baru kemudian dapat ditanami.
Peralatan yang
digunakan untuk mengolah tanah adalah peralatan tradisional pertanian seperti:
cangkul, sabit, garpu dan keranjang, serta tangki penyemprot. Untuk mempermudah
dalam menjangkau areal ladang/tegalan yang curam maka petani di Desa Wonokitri
memakai sepatu boot. Sedangkan terkait dengan sistem penanaman,
masyarakat Desa Wonokitri memakai aturan tertentu yang mengelompokkan penanaman
tanaman tertentu pada satu petak lahan.
Tanaman berakar kuat misalnya cemara
banyak di tanam di ladang/tegalan Desa Wonokitri untuk mencegah longsor dan
erosi, selain akarnya kuat kayunya juga bisa dimanfaatkan sebagai bahan
bangunan. Jenis pupuk yang dipakai sangat mengutamakan penggunaan pupuk
kandang/kompos yang menurut masyarakat Suku Tengger Desa Wonokitri termasuk
ramah lingkungan dan tidak merusak tekstur dan kesuburan tanah.
Pemberantasan
hama menggunakan cara manual dengan mengambil hama langsung dari tanaman
kemudian ditanam di tanah atau diinjak dan memakai obat pemberantas hama.
pemeliharaan hewan ternak
Peternakan yang
dibudidayakan di Desa Wonokitri adalah peternakan sapi dan babi. Sapi yang
diternak adalah sapi jantan atas dasar karena sapi jantan tidak dapat
memperbanyak jenisnya sehingga tidak memerlukan tempat yang luas. Pemeliharaan
ternak sapi dilakukan secara individu di ladang masing-masing. Tindakan
pemeliharaan pada ternak sapi, yaitu
pemberian pakan, pemeliharaan dan perawatan ternak, pembersihan kandang secara
teratur dan pemberian obat penyakit.
Tidak berbeda
jauh dengan sistem pemeliharaan ternak sapi, pemeliharaan ternak babi juga
dilakukan di ladang dengan pembuatan kandang khusus. Pemberian pakan ternak
babi dapat berupa sisa hasil makanan yang dibuat di dapur atau makanan yang
banyak mengandung protein, sumber energi dan bahan makanan hijauan.
Bentuk
penerapan kearifan lokal masyarakat Suku Tengger Desa Wonokitri dalam sistem
pemeliharaan hewan ternak, yaitu dengan peletakan kandang yang
lokasinya jauh dengan permukiman penduduk. Peletakan kandang ternak yang jauh
dari permukiman ini merupakan wujud tindakan tindakan yang arif lingkungan.
Selain hal tersebut, masyarakat Suku Tengger Desa Wonokitri juga memanfaatkan
kotoran ternak untuk dibuat pupuk kandang yang mampu menyuburkan tanpa merusak
tekstur tanah namun juga ramah lingkungan.
di daerah suku tengger banyak sekali orang-orangnya yang berprofesi sebagai petani dan berternak, dengan yang penghasilannya lumayan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar