Kearifan lokal adalah produk budaya lokal (setempat) yang dianut sebagai
faham,pedoman dan norma dalam mengatur perilaku dan tata kehidupan
masyarakatnya.Dalam masyarakat tradisional kearifan lokal ditampilkan
sebagai tradisi,ritual,laku (kewajiban) dan larangan
(pantangan),cerita-cerita
rakyat,legenda,mitos,ujaran,wejangan,mantra,jampi-jampi dan
sebagainya.
Hal-hal tersebut biasanya dikomunikasikan melalui bahasa dan
simbol-simbol yang dibumbui dengan unsur-unsur magis, dan secara turun
temurun dipelihara oleh para sesepuh dan tokoh spiritual yang diyakini
kebenarannya.
Bahasa lokal memegang peran yang sangat penting dalam upaya penyampaian
pesan dan gagasan-gagasan dalam kearifan lokal.Bahasa lokal lebih
komunikatif sehingga nilai-nilai kebajikan yang disampaikan dapat
segera diterima,dihayati dan diaktualisasikan oleh
masyarakat.
Dongeng,cerita rakyat,ujaran,wejangan,mantra dan lain-lain
semua dikemas dalam bahasa lokal.Selanjutnya bahasa lokal menjadi sarana
ekspresi dan kreatifitas yang kita sebut sebagai kesenian daerah.Bahasa
lokal juga menjadi ciri dan identitas (jatidiri) yang membedakan satu
etnis (suku bangsa) dengan etnis yang lain.
Kearifan lokal dalam dalam masyarakat Tegal seharusnya dapat ditelusuri
melalui pelbagai kajian,misalnya bahasa,kesenian tradisional,cerita
rakyat,tatacara dan upacara,bahkan makanan dan busana.
Sayangnya tidak
ada kepustakaan yang bisa dijadikan rujukan mengingat budaya Tegal tidak
memiliki tradisi literasi.Bahkan tradisi lisanpun (dongeng,lagu-lagu
daerah dsb.) sangat sulit ditemukan,mengingat para pelakunya didak
pernah mewariskan kepada generasi masih penerusnya.
Tegal itu orang-orangnya gotong royong, dan mau berkreatif sebisa mereka. Dan banyak adat-adatnya dalam budaya tegal itu seperti upacara pernikahan,7 bulanan. Dan ada juga tarian, musik dan makanan khasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar